rss
email
twitter
facebook

Minggu, 27 Desember 2009

Ir. Soekarno, sang proklamator



Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno yang biasa dipanggil Bung Karno, lahir di Blitar, Jawa Timur, 6 Juni 1901 dan meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970. Ayahnya bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo dan ibunya Ida Ayu Nyoman Rai. Semasa hidupnya, beliau mempunyai tiga istri dan dikaruniai delapan anak. Dari istri Fatmawati mempunyai anak Guntur, Megawati, Rachmawati, Sukmawati dan Guruh. Dari istri Hartini mempunyai Taufan dan Bayu, sedangkan dari istri Ratna Sari Dewi, wanita turunan Jepang bernama asli Naoko Nemoto mempunyai anak Kartika.. Masa kecil Soekarno hanya beberapa tahun hidup bersama orang tuanya di Blitar. Semasa SD hingga tamat, beliau tinggal di Surabaya, indekos di rumah Haji Oemar Said Tokroaminoto, politisi kawakan pendiri Syarikat Islam. Kemudian melanjutkan sekolah di HBS (Hoogere Burger School). Saat belajar di HBS itu, Soekarno telah menggembleng jiwa nasionalismenya. Selepas lulus HBS tahun 1920, pindah ke Bandung dan melanjut ke THS (Technische Hoogeschool atau sekolah Tekhnik Tinggi yang sekarang menjadi ITB). Ia berhasil meraih gelar "Ir" pada 25 Mei 1926.
Kemudian, beliau merumuskan ajaran Marhaenisme dan mendirikan PNI (Partai Nasional lndonesia) pada 4 Juli 1927, dengan tujuan Indonesia Merdeka. Akibatnya, Belanda, memasukkannya ke penjara Sukamiskin, Bandung pada 29 Desember 1929. Delapan bulan kemudian baru disidangkan. Dalam pembelaannya berjudul Indonesia Menggugat, beliau menunjukkan kemurtadan Belanda, bangsa yang mengaku lebih maju itu.

Pembelaannya itu membuat Belanda makin marah. Sehingga pada Juli 1930, PNI pun dibubarkan. Setelah bebas pada tahun 1931, Soekarno bergabung dengan Partindo dan sekaligus memimpinnya. Akibatnya, beliau kembali ditangkap Belanda dan dibuang ke Ende, Flores, tahun 1933. Empat tahun kemudian dipindahkan ke Bengkulu.

Setelah melalui perjuangan yang cukup panjang, Bung Karno dan Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaan RI p
ada 17 Agustus 1945. Dalam sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, Ir.Soekarno mengemukakan gagasan tentang dasar negara yang disebutnya Pancasila. Tanggal 17 Agustus 1945, Ir Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Dalam sidang PPKI, 18 Agustus 1945 Ir.Soekarno terpilih secara aklamasi sebagai Presiden Republik Indonesia yang pertama.

Sebelumnya, beliau juga berhasil merumuskan Pancasila yang kemudian menjadi dasar (ideologi) Negara Kesatuan Republik Indonesia. Beliau berupaya mempersatukan nusantara. Bahkan Soekarno berusaha menghimpun bangsa-bangsa di Asia, Afrika, dan Amerika Latin dengan Konferensi Asia Afrika di Bandung pada 1955 yang kemudian berkembang menjadi Gerakan Non Blok.

Pemberontakan G-30-S/PKI melahirkan krisis politik hebat yang menyebabkan penolakan MPR atas pertanggungjawabannya. Sebaliknya MPR mengangkat Soeharto sebagai Pejabat Presiden. Kesehatannya terus memburuk, yang pada hari Minggu, 21 Juni 1970 ia meninggal dunia di RSPAD. Ia disemayamkan di Wisma Yaso, Jakarta dan dimakamkan di Blitar, Jatim di dekat makam ibundanya, Ida Ayu Nyoman Rai. Pemerintah menganugerahkannya sebagai "Pahlawan Proklamasi".

Sabtu, 26 Desember 2009

TNI resmi gunakan panser dalam negeri


PT Pindad memproduksi empat jenis panser yang akan digunakan TNI AD. Keempat panser buatan Pindad tersebut adalah jenis Panser Komando, Panser Recovery, Panser Logistik, dan Panser Ambulance.

Sejumlah panser produksi PT Pindad telah diserahkan Pangdam III Siliwangi Mayjen TNI Rasyid Qurnuen A kepada Pusat Pendidikan Kavaleri (Pusdikkav) dan Kompi Kavaleri Serbu (Kikavser) di Bandung.

"TNI berkomitmen untuk bisa menggunakan sarana pendukung operasional buatan Indonesia", kata Pangdam.

Dengan penambahan Panser APS-2, Kodam III/Siliwangi memiliki empat unit panser buatan dalam negeri.

Pangdam III/Siliwangi juga memerintahkan kepada para Dansat (komandan satuan) dan Perwira Satuan penerima Ranpur APS-2 ini agar Ranpur tersebut dapat dipelihara secara optimal dan melakukan koordinasi perawatan dengan bagian Paldam (Peralatan Kodam) dan PT. Pindad selaku area servis.

Keseluruhan panser yang diproduksi PT Pindad berjumlah 154 unit yang direncanakan akan selesai diproduksi pada bulan April 2010, sedangkan Panser yang sudah diserahkan kepada pihak TNI AD berjumlah 20 unit.

Dari 20 unit panser tersebut sudah didistribusikan kepada masing-masing Kodam mendapatkan empat unit panser seri APS-2 atau Angkutan Personel Sedang.

Panser buatan PT Pindad adalah panser produksi Indonesia pertama yang langsung digunakan TNI AD.

TNI inginkan type kilo


Teknologi kapal selam Indonesia sudah ketinggalan dibandingkan negara tetangga Malaysia. Karena itu, TNI AL menginginkan kapal selam yang efek tangkisnya lebih dari kapal Scorpene yang dimiliki negeri jiran tersebut.

Keinginan tersebut disampaikan oleh Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Tedjo Edhi Purdijatno saat berbincang dengan wartawan di kediamannya di Jakarta, Minggu (22/8).

"Kita harus punya kapal selam yang punya deterrent effect. Mereka tahu saja kita punya, sudah membuat mereka takut. Kalau kita beli yang tidak ada deterrent effect-nya, mending dibelikan beras saja," katanya.

Dephan telah menganggarkan US$700 juta untuk pembelian kapal selam. TNI AL berencana membeli dua kapal selam untuk menambah kekuatan kapal selam Indonesia yang sudah usang. KSAL beberapa waktu lalu menyebut ada dua opsi negara yang dipertimbangkan untuk menyediakan kapal selam bagi Indonesia, yakni Rusia dan Korea Selatan.

Menurutnya, kapal selam yang dimiliki oleh Malaysia bisa disaingi oleh kapal selam buatan Rusia kelas kilo dimodifikasi project 636 (improve Kilo). Sedangkan, kapasitas kapal selam buatan Korsel tidak berbeda jauh dengan yang dimiliki Indonesia sekarang, yakni tipe U-209.

"Kapal selam buatan Rusia itu bisa menembak dari bawah laut ke darat," sahutnya.

Ia tidak menampik jika rencana pembelian itu bisa memancing perlombaan persenjataan. Menurutnya, jika memang ingin membangun kekuatan militer, tentunya bersaing dalam kualitas.

"Jika ingin membangun kekuatan tentara, ya mesti ada persaingan persenjataan," ucapnya.

Pada 2012, pemerintah menjanjikan pengadaan dua kapal selam baru bagi TNI Angkatan Laut. Namun, hingga kini Departemen Pertahanan belum memutuskan jenis dan dari negara mana kapal selam akan diadakan.


***


Sementara itu ditempat yang sama KSAL Laksamana Tedjo Edhy Purdijatno juga mengungkapkan, kapal selam KRI Naggala 402 bakal menjalani pemeliharaan berat (overhaul) di Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering Co Ltd (DSME), Korea Selatan. "Pelaksanannya akan berjalan mulai September 2009 ini, selama 22 bulan" ujarnya.

Ia mengatakan, dengan overhaul, maka kemampuan kapal selam tersebut dapat diperbaharui hingga pada kondisi awal dimana rata-rata kesiapan mencapai 100%.

"Yang penting dari program overhaul itu, selain murah, juga dapat mengembalikan kekuatan kapal selam bersangkutan hingga dapat difungsikan secara maksimal sebagai alutsista strategis TNI AL," kata Tedjo. TNI AL sebelumnya telah melakukan overhaul terhadap KRI Cakra dengan nonor lambung 401 di perusahaan.