rss
email
twitter
facebook

Selasa, 19 Januari 2010

Afrika Bakal Terbelah??

Celah sepanjang 55 kilometer di gurun Ethiopia diperkirakan akan berkembang menjadi samudra baru. Celah selebar 6 meter di beberapa titik tersebut mulai terbuka tahun 2005, dan sejumlah ahli geologi yakin itu akan menjadi cikal bakal samudra baru.

Dalam sebuah penelitian yang melibatkan tim peneliti internasional dan dilaporkan dalam jurnal Geophysical Research Letters, terungkap bahwa proses terbentuknya celah itu serupa dengan yang terjadi di dasar samudra. Aktivitas yang sama saat ini juga terjadi di Laut Merah.


Menggunakan kumpulan data seismik dari 2005, para peneliti mencoba merekonstruksi peristiwa itu untuk menunjukkan bahwa celah itu terbuka sepanjang 55 kilometer hanya dalam waktu beberapa hari. Mulanya, Dabbahu, yang merupakan gunung berapi di ujung utara celah, meletus, lalu aliran magma mendorong melalui tengah-tengah celah dan mulai membuka retakan di kedua arah.

"Kita tahu bahwa pegunungan dasar laut muncul akibat desakan magma seperti ini, tapi kita tak pernah tahu bahwa desakan magma bisa membuatnya terpecah seperti ini," kata Cindy Ebinger, Profesor Ilmu Bumi dan Lingkungan Hidup di Universitas Rochester.


Hal itu menunjukkan bahwa gunung berapi aktif di sepanjang tepi lempeng tektonik samudra bisa tiba-tiba pecah dalam bagian yang luas, dan bukan dalam bagian kecil-kecil seperti yang diyakini selama ini. Peristiwa retakan yang datang tiba-tiba di daratan akan lebih berbahaya bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya,” ucap Ebinger.

Lempengan Afrika dan Arab yang bertemu di padang terpencil Afar Ethiopia Utara kini mulai merekah akibat proses itu dengan laju kurang dari 1 inci per tahun selama 30 juta tahun terakhir. Celah ini membentuk depresi Afar sepanjang 300 km hingga Laut Merah. Melalui jalur itu, Laut Merah diperkirakan akan mengalir ke rekahan Ethiopia dan membentuk laut baru sekitar sejuta tahun mendatang. Laut baru itu akan menghubungkan Laut Merah dan Teluk Aden, serta Laut Arab antara Yaman di Jazirah Arab dan Somalia di Afrika Timur.

afrika

Ilmuwan mengatakan aktivitas gunung berapi dapat membelah benua Afrika menjadi dua. Pembelahan itu seperti ketika Afrika berpisah dari Amerika jutaan tahun yang lalu.

Dua letusan gunung berapi pada bulan September 2005, yang menghasilkan retakan 60 kilometer di utara-timur Ethiopia, memungkinkan ilmuwan untuk meneliti lebih lanjut gerakan tektonik bumi.

Dalam penelitian yang diterbitkan di Geophysical Research Letters peneliti mengatakan retakan biasanya terjadi di dasar laut dan merupakan proses utama yang memutuskan benua secara bertahap.

Namun, laporan ini menunjukkan bahwa batas vulkanik yang sangat aktif di sepanjang tepi lempeng tektonik bisa tiba-tiba pecah dalam bagian yang besar.

“Makna dari temuan ini adalah bahwa deformasi magnetik yang besar dapat terjadi dalam beberapa hari,” kata pemimpin penelitian Atalay Arefe dari Universitas Addis Ababa di Ethiopia.

Arefe dan koleganya mengatakan Afrika akan mengalami fase yang sama, seperti ketika berpisah dari Amerika jutaan tahun yang lalu.

“Biasanya, fenomena semacam itu terjadi di bawah laut, yang tidak bisa diakses dan eksperimen sulit dan mahal dilakukan. Tetapi di Afar Ethiopia, ini cukup sebagai laboratorium alam bagi kita untuk bereksperimen,” kata Arefe.

Dia mengatakan retakan 60 kilometer memberikan petunjuk pada ilmuwan tentang apa yang mungkin terjadi di daerah itu di masa depan.

Sumber: Kompas.com ; Inilah.com